Selasa, 17 Mei 2016

Hubungan Menyimak, Berbicara, Membaca dan Menulis

  Keterampilan Berbahasa 



           Dalam keterampilan berbahasa itu mencakup 4 aspek yaitu Menyimak, Berbicara, Membaca dan Menulis. Untuk pertemuan kali ini sobat kita akan membahasa mengenai hubungan antara Menyimak, Berbicara, Menulis, Membaca.
  




      Keterampilan berbahasa (language arts, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu : 

A. Keterampilan menyimak (listening skills)
B. Keterampilan berbicara (speaking skills)
C. Keterampilan membaca (reading skills)
D. Keterampilan menulis (writing skills) 

              Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan ketiga keterampilan lainnya dengan cara beranekan ragam. Dalam memperoleh keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir : mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian berbicara; sesudah itu kita membaca dan menulis. Menyimak dab berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari di sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan yang di sebut caturtunggal.
Hubungan antara menyimak, berbicara, membaca dan menulis. 

1. Menyimak dan Berbicara 

 Menyimak dan berbicara merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara langsung, merupakan komunikasi tatap muka atau face to face communication (Brooks, 1964 : 134). 

2. Menyimak dan Membaca 

 Menyimak dan membaca mempunyai persamaan, kedua-duanya bersifat reseptif, bersifat menerima (Brooks, 1964 : 134), perbedaannya menyimak menerima informasi dari sumber lisan, sedangkan membaca menerima informasi dari sumber tertulis. Dengan perkataan lain, menyimak menerima informasi dari kegiatan berbicara, sedangkan membaca menerima informasi dari kegiatan menulis. 

3. Berbicara dan Membaca 

   Beberapa proyek penelitian telah memperlihatkan adanya hubungan yang erat antara perkembangan kecakapan berbahasa lisan dan kesiapan membaca. Telaah-telaah tersebut memperlihatkan bahwa kemampuan-kemampuan umum berbahasa lisan turut melengkapi suatu latar belakang pengalaman yang menguntungkan serta keterampilan bagi pengajaran membaca. 

4. Ekspresi Lisan dan Ekspresi Tulis 

   Wajar bila komunikasi lisan dan komunikasi tulis erat sekali hubungannya karena keduanya mempunyai banyak kesejajaran bahkan kesamaan, antara lain : sang anak belajar berbicara jauh sebelum dia dapat menulis sedangkan kosa kata, pola-pola kalimat, serta organisasi ide-ide yang memberi ciri kepada ujarannya merupakan dasar bagi ekspresi tulis berikutnya. 


            Menyimak dan membaca berhubungan erat sebagai alat untuk menerima komunikasi. Berbicara dan Menulis berhubungan erat dan mengekspresikan makna. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan tersebut sering kali berhubungan satu dan lainnya. Seorang mahasiswa membuat catatan ketika dia menyimak atau membaca. Seorang pembicara menafsirkan, jelas terlihat bahwa berbicara dan menyimak hampir-hampir merupakan proses yang sama (Anderson, 1972 : 3 ).  
  
 Daftar Pustaka :  

 Tariagan, Hendri Guntur.2008. Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung : Angkasa.

Kamis, 01 Januari 2015

drama peri

Naskah Drama peri.
Tokoh :
1. ibu
2. anak 1
3. anak 2
4. peri

 
                    
PERI

Pada suatu hari, hiduplah sebuah keluarga kecil yang terdiri dari Ibu, dan dua anak kembarny yang suka bermain. Suatu ketika Ibunya melarang kedua anaknya untuk bermain di hutan, tetapi karena mereka penasaran kedua anak tersebut nekad main ke hutan. Mereka melihat sebyah sumur tua, yang membuat mereka penasaran dan akhirnya mereka bermain di sumur itu.

Ibu              : “anak-anakku yang cantik, kalian jangan pernah bermain di dalam hutan, karena sangat berbahaya disana” (sambil mengusap rambut kedua anaknya).
Nela            : “memang disana ada apa bu ?”
Ibu              : “ konon dihutan ada seorang peri air yang jahat.”
Nela & Neli : “iya bu, kita nggak akan pergi ke hutan ibu”.
Ibu              : “ ya sudah, ibu mau masak, kalian jangan bermain jauh-jauh ya nak.” ( sambil berjalan menuju ke dapur).
Nela & Neli : “ iya bu.”

Mereka pun duduk di depan teras rumah

Neli             : “wahh...! liat itu ka, ada kupu-kupu cantik.”
Nela            : “mana de ?”
Neli             : “ itu ka ittu ka, di atas kepalanya kaka.”
Nela            : “oh, iya de kupu-kupunya cantik banget... ayo kita tangkep de... “

Kupu-kupu yang merekla kejar terus terbang masuk ke hutan. Tiba-tiba kupu-kupu itu hinggap di sebuah sumur tua.

Neli             : “lihat ka, kupu-kupu itu hinggap di sebuah sumur.”
Nela            : “ayo kita kejar kesana dan kita tangkap.”
Neli             : “ tapi ka, ibu melarang kita untuk masuk ke hutan ka.”
Nela            : “yah, gapapa de, kita kan hanya mau menangkap kupu-kupu itu, kalo sudah kita tangkap kita akan langsung pulang.

Karena ingin menangkap kupu-kupu itu, mereka nekad menaiki tangga sumur menengok kupu-kupu yang masuk ke sumur. Tiba-tiba mereka terpeleset dan masuk ke dalam sumur.

Nela            : “ayo de, kita naik ke tangga, aduhh tangganya licin sekali.”
Neli             : “pegang tangan aku ka.”
Neli & Nela : “aaa.” (jatuh ke dalam sumur)
Setelah mereka terjatuh ke dalam sumu, kupu-kupu itu berubah menjadi peri air yang jahat.
Peri             : “hahaha, kalian sudah masuk ke perangkapku, dan kalian pun harus menuruti semua perintahku, hahaha.”
Nela            : “kamu siapa?”
Peri             : “aku adalah peri air penghuni sumur tua ini.”
Nela & Neli berbisik.
Neli             : “apa ini yang dima ksud ibu?”
Nela            : “iya mungkin de...”
Neli             : “haduh kaka,  Neli takut...”
Peri             : “sudah, kalian jangan banyak omong ! bersihkan rumahku sekarang atau kalian akan aku sihir kalian jadi batu ! hahaha”
Nela & Neli : “ iya ibu peri, tolong jangan sihir kami... baik kami kami akan lakuin apa yang ibu peri katakan.”

Merekapun melakukan apa yang di katakan oleh peri air yang jahat itu. Ketika mereka sedang bersih-bersih, mereka melihat sebuah tumpu yang berisi serbuk putih dan mereka menyimpannya di saku. Setelah selesai bersih-bersih, mereka mengerjakan perintah yang kedua taitu mencari kayu bakar, dan disitulah kesempatan untuk mereka kabur. Peri air jahatpun melihat mereka kabur dan langsung mengejarnya.

Peri             : “hey kalian mau kemana?”
Nela & Neli : “kami ingin pulang.”
Peri             : “aku sihir kalian!”
Neli             : “ lempar serbuk putih itu...”
Nelapun melempar serbuk putih ke peri itu.
Peri             : “ aduhh, sakit.. panas...”

Peri itu musnah menjadi abu akibat serbuk putih itu. Akhirnya mereka berdua kembali pulang menemui ibunya dan meminta maaf.
SELESAI